Archive for » October, 2009 «

Tim Binus Juarai Kompetisi Jaringan Cisco

maap kmrn post gw yg ini bkin blog gw eror.. jd ne gw post ulank aja yha…

Selasa, 27 Oktober 2009 | 20:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.comTim “microbrain” dari Bina Nusantara Center Kedoya, Jakarta Barat beranggotakan Hendra Suwardy dan Johanes, memenangi Indonesia NetRiders Skills Competition 2009 yang diselenggarakan oleh Cisco Networking Academy Program. Untuk menjuarai kompetisi ini, “microbrain” menyisihkan 250 peserta yang terbagi dalam 125 kelompok.

Kompetisi ini menguji kemampuan dan tingkat keahlian dari pelajar Cisco Networking Academy dalam bidang rancangan, konfigurasi, pengembangan, dan perawatan hardware jaringan komputer, yang semuanya tercakup dalam kurikulum Cisco Networking Academy. Tujuan dari kompetisi ini adalah untuk menstimulasi dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam merancang, memelihara dan menyelesaikan permasalahan pada jaringan. Kompetisi ini juga diharapkan dapat menciptakan kesempatan untuk para peserta didik Cisco Networking Academy dan para instruktur untuk dapat berinteraksi bersama dalam meningkatkan kualitas Cisco Networking Academy.

“Dalam penyelenggaraan Indonesia NetRiders Skills Competition, yang sudah menginjak tahun keenam, telah terjaring bakat-bakat menjanjikan yang mampu berkiprah secara global. Cisco bangga dapat berpartisipasi dalam menemukan bakat-bakat ini, yang nantinya diharapkan dapat mendorong kolaborasi sumber-sumber potensi di Indonesia yang tersebar secara geografis,” kata Sanjay Rohatgi, Managing Director, Indonesia, Cisco.

Kompetisi ini dibagi dalam tiga babak, yaitu penyisihan, semi final, dan final. Di babak penyisihan dan semi final para peserta dihadapkan pada ujian online, sementara di babak final dilakukan ujian online, simulasi dengan Packet Tracer 5.2, dan adu cepat menjawab soal. Ketiga tahap ujian ini membutuhkan ketrampilan para peserta dalam teori dan praktek. Terdapat sepuluh peserta yang tampil di babak semi final, yang kemudian disaring hingga menjadi tiga di babak final.

Sebagai pemenang, “microbrain” berhak membawa pulang hadiah uang tunai dan router nirkabel dari Linksys by Cisco. Secara otomatis, kelompok inilah yang akan mewakili Indonesia beradu keahlian dengan peserta lain dari Asia Pasifik dalam ajang Asia Pacific NetRiders 2009, yang akan dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2009 secara online dengan menggunakan Cisco WebEx.

WAH

Sumber : tekno.kompas.com

Mantap, Tilera Bikin Prosesor 100 Core

Senin, 26 Oktober 2009 | 23:07 WIB

SAN JOSE, KOMPAS.comIntel dan AMD bakal berhadapan dengan pesaing baru dalam bisnis prosesor. Tidak main-main, sang pesaing, Tilera yang bermarkas di San Jose, California, AS ini akan merilis prosesor sampai 100 core, bukan dual core, triple core, atau quadcore.

Prosesor keluarga TILE-Gx ini terdiri dari empat jenis yakni prosesor dengan 16 core, 36 core, 64 core, dan 100 core. Prosesor-prosesor ini diklaim paling bertenaga saat ini di antara prosesor multicore di PC karena secara umum kinerja sebuah prosesor berbanding lurus dengan jumlah core-nya.

Tilera juga mengklaim TILE-Gx memiliki nilai kinerja per watt hingga sepuluh kali lipat kemampuan chip Intel generasi mendatang Westmere. Desain prosesor Tilera dikembangkan berdasarkan teknologi Multicore Development Environment berbasis interkoneksi Imesh dua dimensi yang meniadakan kebutuhan on-chip bus dan teknologi Dynamic Distributed Cache System yang memungkinkan setiap cache lokal di setiap core dapat dibagi dengan seluruh core.

Meski dirancang Tilera, TILE-Gx dibuat dengan teknologi proses 40 nanometer TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturign Company). Prosesor ini bekerja pada 1.5 GHz dengan konsumsi daya antara 10-55 watt. Harganya sendiri masih belum diumumkan dan prosesor ini direncanakan rilis kuartal keempat 2010.

WAH

sumber : kompas.com

Binus dan Amikom Sabet Dua Gelar Telkom Smart Campus Award

Jumat, 23 Oktober 2009 | 23:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.comUniversitas Bina Nusantara (bukan Universitas Gunadarma seperti ditulis sebelumnya) dan STMIK AMIKOM Yogyakarta masing-masing menyabet dua penghargaan Telkom Smart Campus Award (TeSCA) 2009. Penghargaan tersebut diberikan kepada perguruan tinggi negeri dan swasta di tanah air yang dianggap telah memajukan teknologi informasi dan komunikasi (ICT).

TeSCA merupakan salah satu program penghargaan Indigo Awards yang diberikan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Pada TeSCA 2009 kali ini, Telkom membagi penghargaan tersebut dalam tiga kategori dengan dua pemenang di tiap kategori.

Selain itu, Telkom juga memberikan penghargaan khusus untuk lima kategori. Total ada 231 perguruan tinggi yang mengikuti kontes kedua yang diadakan Telkom tersebut.

Universitas Bina Nusantara sebagai pemenang kategori Gold untuk kategori universitas. Universitas Bina Nusantara juga kembali menyabet Special Award kategori ICT Leadership. Sementara Amikom memenangkan penghargaan Platinum untuk kategori Sekolah Tinggi dan Special Award kategori Digitalpreneur Incubation

Berikut daftar lengkap pemenang dan nomine TeSCA 2009 yang diumumkan pada Grand Launch New Telkom di Jakarta, Jumat (22/10):

TeSCA Award kategori Universitas
– Universitas Indonesia (Platinum)
– Universitas Bina Nusantara (Gold)

TeSCA Award kategori Politeknik/Institut/Elektronika
– Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (Platinum)
– Institut Teknologi Telkom (Gold)

TeSCA Award kategori Sekolah Tinggi
– STMIK AMIKOM Yogyakarta (Platinum)
– STIKOM (STMIK) Surabaya (Gold)

TeSCA Special Award kategori Innovation
– Universitas Gunadarma

TeSCA Special Award kategori ICT Growth
– STMIK-Poltek PALCOMTECH

TeSCA Special Award kategori Perguruan Tinggi Islam
– Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

TeSCA Special Award kategori ICT Leadership
– Universitas Bina Nusantara

TeSCA Special Award kategori Digitalpreneur Incubation
– STMIK AMIKOM Yogyakarta

Nomine lain:
– Institut Teknologi Bandung
– Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
– Politeknik Telkom
– STIE Perbanas Surabaya
– Universitas Sumatera Utara
– Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
– STIE YKPN Yogyakarta
– Universitas Sebelas Maret Surakarta

Laksono Hari

Sumber : Kompas.com

Asal-usul karakter mén (门)

= pintu; gerbang

Jika (hù) melambangkan pintu berdaun satu maka melambangkan pintu berdaun ganda. Pintu bisa berguna untuk jalan masuk dan keluar, namun tidak semuanya cocok, seperti digambarkan dalam pepatah ini : “pintu amal susah dibuka dan susah ditutup.”

adalah karakter mén yang telah disederhanakan.

Dikutip dari : “Gampang ingat Aksara China jilid 2”




Asal-usul karakter ēn (恩)

ēn () = kebajikan; kemurahan hati

Mengapa seorang lelaki dewasa () dikurung dalam sel atau pagar () ?

Jawabannya membentuk karakter : (yīn), yang artinya sebab atau alasan. Pemandangan orang yang dikurung ini membangkitkan rasa kasihan di hati ( = xīn), dan jika perasaan ini mendorong seseorang untuk membebaskannya, itulah kebajikan – hasil dari melembutkan alasan ()dengan perasaan ()

Dikutip dari : “Gampang ingat Aksara China jilid 2 ”

Sayonara

Asal-usul Karakter “Fu” yang terbalik

Pada zaman dahulu, khususnya zaman dinasti Ming, ada seorang tukang kayu yang sangat ternama. Ia pandai membangun rumah, tata letak rumah, dan ia juga suka mengukir motif bunga yang indah di sebuah kayu atau batang pohon. Konon ukiran atau lukisan hasil karyanya mirip seperti aslinya. Karena keahliannya yang luar biasa dalam membangun, mengukir, dan melukis, orang pada zaman itu menjulukinya dengan sebutan “Tai Shan”.
Tai Shan adalah nama sebuah gunung yang terkenal dengan keindahannya dan kekokohannya di propinsi Shan Dong, maksud mereka rumah yang dibangun oleh “Tai Shan” akan sekokoh gunung Tai. Karena itu barang siapa yang bisa memakai Tai Shan untuk membangun sebuah rumah yang lengkap dengan segala ukiran dan lukisannya, akan disebut beruntung. Bahkan orang-orang dari seluruh penjuru negeri akan berbondong-bondong melihat rumah itu dan mengaguminya, sehingga pemilik rumah bertambah bangga. Dan biasanya jika Tai Shan sudah bersedia membangun rumah yang indah untuk seseorang, maka orang itu akan menjamu Tai Shan minuman anggur yang baik dan makanan yang lezat. Maksud mereka adalah supaya Tai Shan dan semua muridnya bisa lebih semangat membangun rumah mereka.
Suatu hari, ada seorang pedagang kaya yang berniat mengundang Tai Shan dan para muridnya membangun rumah baginya. Sungguh susah mengundang Tai Shan, ia harus mengantri lama dan bernegosiasi alot untuk dapat mengundangnya. Setelah Tai Shan setuju, pedagang itu sangat senang. Ia terkagum-kagum saat menyaksikan rumahnya selesai dibangun. “Sungguh seni tata ruang dan desain interior yang luar biasa, “ Demikian ia mengagumi karya Tai Shan. Belum lagi ukiran-ukiran indah dengan nilai seni yang sangat tinggi menghiasi berbagai sudut rumah. Lukisan yang seindah warna aslinya menambah elok rumah tersebut.
“Saya sudah pergi ke berbagai penjuru negeri, tetapi belum pernah melihat rumah sekokoh dan seindah rumah ini.” Demikian si pemilik rumah berkata kepada rekan-rekan bisnis dan orang-orang di sekitarnya. Kabar ini tersiar luas sehingga para tentangga dan orang dari berbagai daerah datang ke daerah itu hanya untuk membuktikan bahwa rumah kokoh dan indah serta menjadi bahan pembicaraan masyarakat itu bukanlah isapan jempol belaka. Umumnya orang terkagum-kagum dan menghabiskan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari hanya untuk melihat setiap sudut rumah sang pedagang.
Untuk menyatakan kepuasan atas rumahnya, ia mengadakan hajatan sebagai pengucapan syukur. Ia bukan hanya mengundang kerabat, rekan bisnis, dan tetangganya, tetapi juga mengundang semua orang yang mengagumi rumahnya. Dan ia mengadakan pesta yang terbesar yang pernah ada di daerah tersebut. Karena sang pedagang kaya tahu bahwa Tai Shan dan para muridnya suka jeroan, seperti hati, limpah, rempolo, usus, paru, jantung, maka ia menyimpan sejeroan hanya untuk Tai Shan dan para muridnya. Dan supaya lebih enak, semua jeroan itu direndam di dalam minyak yang paling enak dan mahal saat itu, lalu digoreng, dan setelah itu dibungkus rapi dalam kemasan yang baik. Ini dimaksudkan agar Tai Shan dan muridnya, dalam perjalanan pulang ke kampung mereka, masih bisa menyantap makanan kesukaan mereka itu.
Namun, Tai Shan waktu itu salah mengerti maksud sang pedagang kaya. Ketika mereka tiba di tempat pesta, mereka melihat bahwa semua tamu sudah menyantap makanan sehingga tersisa sedikit dan tidak ada sisa jeroan sama sekali. Tai Shan berpikir bahwa si pedagang sungguh tidak menghargainya karena tidak menyisihkan makanan kesukaannya. Tai Shan panas hati dan berniat memberi pelajaran kepada pemilik rumah. Pada larut malam setelah semua orang tidur, Tai Shan dan para muridnya diam-diam mulai membuat beberapa aksesori dalam rumah agar mudah rusak, bahkan merusak beberapa aksesori penting (namun tidak mudah terlihat kalau aksesori itu sudah dirusak). Tai Shan percaya kalau aksesori rumah dirusak, maka ini akan mempengaruhi bisnis seseorang.
Pada keesokan harinya, setelah selesai sarapan, mereka segera meninggalkan rumah pedagang kaya itu dengan sikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ketika berpamitan, sang pedagang menitipkan bungkusan yang lumayan besar kepada para muridnya. Pikirannya hanyalah sesegera mungkin meninggalkan rumah itu agar bila si pedagang menemukan rumahnya telah dirusak, maka tidak akan berpikir bahwa dia yang merusaknya, karena dirumah pedagang itu sebagian tamu juga belum pulang. Tai Shan mengutuk dan mengomel pedagang itu sepanjang jalan. Ketika hari sudah siang dan mereka sudah menempuh perjalanan yang jauh, seorang muridnya memohon untuk istirahat dan mencari makan. Betapa terkejutnya Tai Shan ketika para muridnya membuka bungkusan yang diberikan kepada mereka. Ternyata jeroan yang diinginkannya semua ada didalam bingkisan itu. “Demikian banyaknya, jangan-jangan semua jeroan disimpan hanya untuk saya,” ujar Tai Shan
Tai Shan pun menyadari bahwa dia telah bersalah pada pedagang itu, hatinya tidak tenang. Akhirnya ia menulis beberapa huruf “Fu” dan memerintahakan kepada para muridnya untuk segera berlari dan menempelkan beberapa huruf “Fu” terbalik di semua pintu rumah pedagang itu sambil berteriak, “Fu Dao Le!”. “Ajaklah sebanyak mungkin orang untuk bersama-sama berseru Fu Dao le. Hanya dengan cara demikian kutuk dan kesialan yang dirancang Tai Shan bisa dipatahkan, dan sebaliknya berkat akan melimpah pada pedagang itu,” pesan Tai Shan.
Ketika para murid Tai Shan tiba di rumah pedagang tersebut, terlihat bahwa sang pedagang bersiap untuk memulai bisnisnya, maka para murid sesegera mungkin menempelkan “Fu Dao” sambil berseru dan mengajak orang lain untuk berteriak “Fu Dao”. Orang-orang pun heran dan bertanya “Bukankah yang kalian tempel itu Fu Dao (berkat terbalik)? Dan para murid Tai Shan pun menjawab,”Ya, tetapi persamaan bunyi dari huruf ini adalah Fu Dao (berkat sampai melimpah). Hanya dengan demikian berkat itu akan melimpah dan keberuntungan akan mengalir kepada pedagang itu.
Beberapa waktu berselang, pedagang kaya itu bertambah makmur dan kaya raya. Oleh karena itu, orang-orang yang hadir saat itu mulai menempelkan huruf Fu Dao di pintu-pintu mereka dengan harapan berkat akan sampai dan melimpah dalam kehidupan mereka seperti yang dialami pedagang tersebut.
Dan dewasa ini hampir di setiap toko, pusat perbelanjaan, bahkan di pintu-pintu rumah tinggal orang menempelkan huruf Fu Dao (Dao berarti terbalik) agar Fu (berkat) benar-benar Dao (Sampai).
Mutiara Hikmat :
Jangan mudah marah hanya karena merasa tidak dihormati orang lain. Belum tentu kelakuan orang yang kita rasa tidak menghormati kita itu seperti yang kita pikirkan. Jangan cepat merancang kejahatan gara-gara tersinggung, apalagi salah mengerti karena hal itu akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Jika kita pernah merugikan dan mencelakakan orang, ada baiknya kita sekarang berbuat baik kepada mereka.

Dikutip dari “Lokal Pos” yang mengutip dari “101 kisah dari negeri China”

Adapula versi lain yang mengatakan karakter Fu yang sengaja dibalik adalah untuk para dewa-dewi dapat melihat tulisan tersebut (lucu juga ya)

Video pangya

Maap KLo akhir” ini gw jarang post.. ne video pangya bwtan gw, walopun pake nya pangya offline…

Category: Video  Tags:  Leave a Comment